LAPORAN
PRAKTIKUM
BAHAN
MAKANAN TERNAK
Kecernaan
Bahan Pakan
Oleh:
Hery
widyastuti nofia ayu ningrum
C31121142
Produksi
Ternak
Jurusan
Peternakan
POLITEKNIK
NEGERI JEMBER
2012
Pendahuluan
A. Latar
Belakang
Pencernaan adalah sebuah proses metabolisme di mana
suatu makhluk hidup memproses sebuah zat, dalam rangka untuk mengubah secara
kimia atau mekanik sesuatu zat menjadi nutrisi. Pencernaan terjadi pada
organisme multi sel, sel, dan tingkat sub-sel, biasanya pada hewan.
Sistem pencernaan (bahasa Inggris: digestive system)
adalah sistem organ dalam hewan multisel yang menerima makanan, mencernanya
menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa proses tersebut melalui
dubur. Sistem pencernaan antara satu hewan dengan yang lainnya bisa sangat jauh
berbeda.
Kecernaan zat-zat makanan merupakan salah satu tolok
ukur dalam menentukan mutu bahan pakan ternak, disamping komposisi kimianya .
Untuk mempelajari daya cerna dan fermentasi dalam saluran pencernaan, metode
yang sangat berhasil dan telah digunakan secara luas ialah tehnik in-vitro,
yaitu menginkubasi contoh pakan atau hijauan dalam cairan rumen setelah
ditambahkan larutan penyangga (buffer) yang sesuai . Tehnik in-vitro yang
paling umum digunakan adalah "bath culture", menurut Tilley dan Terry
(1963) .
Hijauan/pakan dalam rumen dicerna oleh
mikroorganisme (bakteri) dan protozoa melalui proses fermentasi . Kecernaan
adalah suatu nilai yang menunjukkan persentase bahan makanan yang dapat diserap
dalam saluran pencernaan (Tatan Kostaman, 1996) .
Nilai kecernaan suatu bahan pakan, menunjukkan
bagian dari zat-zatmakanan yang dapat diserap oleh saluran pencernaan sehingga
siap untukproses metabolisme dalam tubuh ternak . Pengukuran nilaii kecernaan
secara in-vitro dilakukan di laboratorium dengan mencontoh proses pencernaan
yangberlangsung dalam tubuh ternak Ruminansia . Metode ini dapat digunakanuntuk
menentukan nilai kecernaan hijauan dalam waktu relatif singkat . Sedangkan
metode lain adalah dengan tehnik in-situ dan teknik in-vivo .
B. Tujuan
praktikum
·
Untuk menghitung daya cerna ayam
pedaging terhadap pakan BR-1, jagung, bungkil kedelai,dan bekatul.
·
Memilih pakan yang berkualitas tinggi
berdasarkan daya cerna yang tepat untuk ternak.
Pelaksanaan
A. Tempat
dan Waktu Praktikum
Pratikum dilaksanakan di pusat laboratorium pakan
Politeknik Negeri Jember pada hari kamis
tanggal 23 Mei 2013 sampai selesai
C. Bahan
dan Alat
Bahan
·
5 ekor ayam pedaging
·
Pakan: jagung, BR-1, bungkil kedelai,
bekatul
Alat
·
Kandang ayam.
·
Timbangan
·
Kantong
·
Solet
·
Kantung plastic
·
Aluminium foil
C. Pelaksanaan
Praktikum
·
Hari pertama siapkan ayam sebanyak 25
ekor, setiap kelompok memiliki ayam 5 ekor. Ayam hari pertama sampai hari ke 4
di beri makan ± 100 g dan air minum.
·
Hari ke 5 ayam di puasakan makan sampai
2 hari sedangkan ayam yang 5 selain dari msing-masing kelompok dipuasakan makan
selama 3 hari. Setelah ayam puasa 2 hari, hari ke 7 ayam diberi makan dengan
msing-masing bahan yang telah di tentukan. Pemberian makan sebanyak 50
grm/ekor.
·
Hari ke 8 masing kelompok mengambil
feses ayam yang telah diberi makan dengan bahan yang berbeda-beda sebnyak 5
ekor di masukkan ke dalam kantong penampung feses untuk di oven. Untuk ayam
yang puasa selama 3 hari hanya di ambil indogenusnya saja.
HASIL
PRAKTIKUM
Kelompok
1
No
|
Basah
|
Kering
|
1
|
12,2
|
3,2
|
2
|
12,8
|
2,9
|
Basah
= (12,2
+ 12,8 - 2.2): 2 = 11,4
Kering
= (3,2
+ 2,9 – 2,2): 2 = 1,95
Kering
BK = ---------- x 100%
Basah
1,95
= ------
x 100%
11,4
= 17,11%
Bahan
|
Cawan
|
Sampel
|
Oven
|
BR-1
|
12,3283
|
1,7931
|
14,0419
|
(
oven – cawan )
BK = --------------------- x 100%
Sampel
( 14,0419 -
12,3283 )
= ------------------------- x 100%
1,7931
1,7136
= ------------------------- x 100%
1,7931
= 95,5 %
I
- F
KCBK
= ------ X 100%
I
( 50 x 95,5) –
(11,4 x 17,11)
= ---------------------------------- x 100%
(50 x 95,5)
= 95,92 %
Kelompok 2
No
|
Basah
|
Kering
|
1
|
10,8
|
2,2
|
2
|
9,8
|
2,0
|
3
|
10,8
|
2,7
|
Basah
= (10,8
+ 9,8 + 10,8 - 3,3): 3 = 9,36
Kering
= (2,2
+ 2,0 + 2,7 – 3,3): 3 = 1,2
Kering
BK = ---------- x 100%
Basah
1,2
= ------
x 100%
9,36
= 12,81
%
Bahan
|
Cawan
|
Sampel
|
Oven
|
Jagung
|
11,9650
|
1,5393
|
13,4227
|
(
oven – cawan )
BK = --------------------- x 100%
Sampel
(13,4227-11,9650)
= ------------------------- x 100%
1,5393
1,4577
= ------------------------- x 100%
1,5393
= 94,69 %
I
- F
KCBK
= ------ X 100%
I
( 50 x 94,69) – (9,36
x 12,81)
= ---------------------------------- x 100%
(50 x 94,69)
= 99,09 %
Kelompok
3
No
|
Basah
|
Kering
|
1
|
67,9
|
7,7
|
2
|
67,7
|
7,9
|
Basah
= (67,9
+ 67,7 - 2.2): 2 = 66,7
Kering
= (7,7
+ 7,9 – 2,2): 2 = 6,7
Kering
BK = ---------- x 100%
Basah
6,7
= ------
x 100%
66,7
= 10,04
%
Bahan
|
Cawan
|
Sampel
|
Oven
|
BKK
|
12,1847
|
1,9867
|
14,0487
|
(
oven – cawan )
BK = --------------------- x 100%
Sampel
(14,0487 -
12,1847)
= ------------------------- x 100%
1,9867
1,867
= ------------------------- x 100%
1,9867
= 93,9
%
I
- F
KCBK
= ------ X 100%
I
( 50 x 93,9) –
(66,7 x 10,04)
= ---------------------------------- x 100%
(50 x 93,9)
= 85,75 %
Kelompok
4
No
|
Basah
|
Kering
|
1
|
22,0
|
6,1
|
2
|
25,2
|
6,8
|
Basah
= (22,0
+ 25,2 - 2.2): 2 = 22,5
Kering
= (6,1
+ 6,8 – 2,2): 2 = 5,35
Kering
BK = ---------- x 100%
Basah
5,35
= ------
x 100%
22,5
= 23,77
%
Bahan
|
Cawan
|
Sampel
|
Oven
|
BKK
|
12,1806
|
1,5094
|
13,6100
|
(
oven – cawan )
BK = --------------------- x 100%
Sampel
(13,6100 –
12,1806)
= ------------------------- x 100%
1,5094
1,4294
= ------------------------- x 100%
1,5094
= 94,69
%
I
- F
KCBK
= ------ X 100%
I
( 50 x 94,69) –
(22,5 x 23,77)
= ---------------------------------- x 100%
(50 x 94,69)
= 88,70 %
· Hasil perhitungan feses
No
|
Basah
|
Kering
|
BK%
|
B1.1
|
12,2
|
3,2
|
17,11
|
2
|
12,8
|
2,9
|
|
Æ©
|
11,4
|
1,95
|
|
B2.1
|
10,8
|
2,2
|
12,81
|
2
|
9,8
|
2,0
|
|
3
|
10,8
|
2,7
|
|
Æ©
|
9.36
|
1,2
|
|
B3.1
|
67,9
|
7,7
|
10,04
|
2
|
67,7
|
7,9
|
|
Æ©
|
66,7
|
6,7
|
|
B4.1
|
22,0
|
6,1
|
23,77
|
2
|
25,2
|
6,8
|
|
Æ©
|
22,5
|
5,35
|
·
Hasil
perhitungan sampel bahan pakan
Bahan
|
Cawan
|
Sampel
|
Oven
|
BK %
|
KCBK %
|
BR-1
|
12,3283
|
1,7931
|
14,0419
|
95,5
|
95,92
|
Jagung
|
11,9650
|
1,5393
|
13,4227
|
94,69
|
99,09
|
BKK
|
12,1847
|
1,9865
|
14,0487
|
93,9
|
85,75
|
Bekatul
|
12,1806
|
1,5094
|
13,6100
|
94,69
|
88,70
|
PEMBAHASAN
Manfaat bahan pakan
1. Sumber energi
Termasuk dalam golongan ini adalah semua bahan pakan
ternak yang kandungan protein kasarnya kurang dari 20%, dengan konsentrasi
serat kasar di bawah 18%. Berdasarkan jenisnya, bahan pakan sumber energi dibedakan
menjadi empat kelompok, yaitu:
·
Kelompok serealia/biji-bijian (jagung,
gandum, sorgum)
·
Kelompok hasil sampingan serealia
(limbah penggilingan)
·
Kelompok umbi (ketela rambat, ketela
pohon dan hasil sampingannya)
·
Kelompok hijauan yang terdiri dari beberapa
macam rumput (rumput gajah, rumput benggala dan rumput setaria).
2. Sumber protein
Golongan bahan pakan ini meliputi semua bahan pakan
ternak yang mempunyai kandungan protein minimal 20% (berasal dari
hewan/tanaman).
Golongan ini dibedakan menjadi 3 kelompok:
·
Kelompok hijauan sebagai sisa hasil
pertanian yang terdiri atas jenis daun-daunan sebagai hasil sampingan (daun
nangka, daun pisang, daun ketela rambat, ganggang dan bungkil)
·
Kelompok hijauan yang sengaja ditanam,
misalnya lamtoro, turi kaliandra, gamal dan sentero
·
Kelompok bahan yang dihasilkan dari
hewan (tepung ikan, tepung tulang dan sebagainya).
3. Sumber Vitamin dan Mineral
Hampir semua bahan pakan ternak, baik yang berasal
dari tanaman maupun hewan, mengandung beberapa vitamin dan mineral dengan
konsentrasi sangat bervariasi tergantung pada tingkat pemanenan, umur,
pengolahan, penyimpanan, jenis dan bagian-bagiannya (biji, daun dan batang).
Disamping itu beberapa perlakuan seperti pemanasan, oksidasi dan penyimpanan
terhadap bahan pakan akan mempengaruhi konsentrasi kandungan vitamin dan
mineralnya.Saat ini bahan-bahan pakan sebagai sumber vitamin dan mineral sudah
tersedia di pasaran bebas yang dikemas khusus dalam rupa bahan olahan yang siap
digunakan sebagai campuran pakan, misalnya premix, kapur, Ca2PO4 dan beberapa
mineral.
JENIS BAHAN PAKAN
·
Dedak halus
Dedak halus, merupakan hasil ikutan penumbukan atau penggilingan untuk
memperoleh beras asah; kandungan PK ± 11 % dengan SK ± 10%; kaya vitamin dan
niasin; mudah tengik; kandungan serat kasar tergantung pada terikutnya kulit
gabah; dapat digunakan untuk ternak non ruminansia.
Bekatul, diperoleh dari penumbukan atau penggilingan terakhir; merupakan
bagian endosperm; selaput dan lembaga; kandungan PK mencapai 12 % dengan serat
kasar ± 5%; mudah tengik; tidak mengandung kulit gabah.
Kualitas bervariasi, dipengaruhi
banyaknya kulit gabah. Kulit gabah mengandung serat kasar dengan kadar silika
11 – 19 %, hal ini merupakan pembatas nutrisi yang menyebabkan dedak padi tidak
dapat digunakan berlebihan. Kadar protein lebih tinggi daripada jagung,
kualitas proteinnyapun lebih baik.Penggunaan yang terlalu tinggi akan
melembekkan lemak karkas. Mempunyai masalah terhadap penyimpanan.Dapat
menggantikan sebagian peran jagung.
Sumber : LUBIS, 1953. Ilmu Makanan Ternak
·
Jagung
Bahan ini “diharuskan” untuk digunakan pada ransum unggas komersial pada
umumnya. Merupakan biji-bijian sumber energi dengan kadar protein yang rendah
(lisin dan tritophan), rendah serat kasar dan mengandung energi yang tinggi;
juga merupakan sumber Xantophil, provit-A, asam lemak. Kandungan PK 9,8%;
rendahnya kualitas protein karena adanya “zein” (50% dari seluruh protein
jagung) yang bersifat larut dalam alkohol. Penggunaan jagung dalam ransum harus
ditambahkan sumber protein atau asam amino sintetik. Kadar lemak yang relatif
tinggi menyebabkan tidak tahan disimpan lama. Komposisi zat makanannya
dipengaruhi oleh varietas dan lingkungan penanamannya.
Sumber : LUBIS, 1953. Ilmu Makanan Ternak.
·
Bungkil Kedele
Merupakan bahan baku dengan kandungan protein yang tinggi (43–51 %).
Mempunyai pembatas nutrisi berupa rendahnya kandungan lisin dan metionin. Bahan
ini lebih banyak digunakan pada ternak unggas dan babi. Merupakan bahan favorit
pada formulasi ransum; pada ternak babi dapat mencapai penggunaan 93 % dan pada
ternak ayam maksimal 45 %.
Sumber : (Pardede dan Asmira, 1997)
KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang dijalani dapat disimpulkan
bahwa Jagung memiliki daya cerna yang tinggi yaitu 99,9%, kemudian BR-1 95,92%, bekatul 88,70%, dan bungkil
kedelai sebesar 85,75%.
Ada beberapa factor yang mempengaruhi penyusunan
formulasi pakan ternak ruminansia yang meliputi:
·
Kandungan zat gizi
·
Bahan pakan dan kandungan gizinya
·
Tipe pakan
·
kandungan pakan
·
Ketersediaan pakan
·
Harga bahan baku pakan
·
Keamanan pakan
Dan dapat disimpulkan pula bahwa bahan pakan ternak
yang kualitasnya baik atau bagus untuk pakan ternak non ruminansia. Pakan yang
baik tidak tergantung pada kandungan nutrisi pada pakan yang tinggi, tetapi
dilihat oleh kandungan yang dibutuhkan oleh tubuh ternakt ersebut
sangat embantuu artikelnyaaa, semoga bermanfaat ^^
BalasHapussabar ea ba' ^_^
BalasHapusmakasih datanya...
BalasHapus