Senin, 01 Juli 2013

PROPOSAL PENERAPAN ANALISA USAHA

PENERAPAN HACCP DAN ANALISA USAHA PADA RPA TRADISIONAL

PROPOSAL






Oleh : Kelompok 4
Dhany eko
Verdy Hari
Vektor kiki




JURUSAN PETERNAKAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2013

BAB I PEBDAHULUAN

1.1    Latar belakang
Seiring dengan perkembangan zaman, kesadaran untuk mengkonsumsi daging semakin berkembang dimasyarakat, khususnya di indonesia. Hal tersebut berdampak besar pada usaha peternakan khususnya usaha peternakan ayam karena konsumsi daging masih didominasi oleh daging unggas khususnya ayam. Mulai dari peternakan ayam yang berskala besar sampai dengan yang berskala kecil berjamuran dimana-mana.
     Semakin banyaknya peternakan tentunya berdampak pula pada usaha Rumah Potong Ayam (RPA). Hal tersebut didukung dengan adanya usaha swasembada daging 2010 yang ASUH (Aman, Sehat, Utuh, dan Halal) dan sebagian peternakan berskala besar yang tidak memiliki RPA sendiri. Usaha RPA memiliki beberapa beberapa tipe, ada RPA yang hanya menawarkan jasa untuk memotong dan ada juga RPA yang membeli ayam dari peternak dan memprosesnya hingga menjadi karkas dan menjualnya.
     RPA sendiri ada yang berskala besar/ modern dan ada juga yang berskala kecil/tradisional.RPA yang berskala besar dapat berproduksi/menghasilkan karkas >50 ton dalam sekali produksi, sedangkan yang berskala kecil/tradisional dapat menghasilkan 1-2 dalam sekali produksi.




1.2    Tujuan
     Tujuan dari kegiatan dan pembuatan proposal ini adalah untuk mengetahui penerapan HACCP dan analisa usaha dari RPA tradisional khususnya diwilayah jember.




BAB II  TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rumah Potong Ayam (RPA)
     Rumah Potong Ayam (RPA) adalah suatu tempat/bangunan dimana didalamnya terdapat kegiatan memproses ayam hidup menjadi karkas. Kegiatan kegiatan tersebut meliputi : penyembelihan, pencelupan kedalam air panas, pencabutan bulu, pemisahan/penghilangan bagian(kepala sampai leher, tembolok, jeroan, dan ceker), pencucian, dan pengemasan untuk dipasarkan.
     RPA modern umumnya memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan RPA tradisional. Umumnya RPA modern memiliki produk karkas yang lebih baik daripada RPA tradisional. Hal tersebut dikarenakan RPA modern  menggunakan alat yang lebih modern dalam memproses ayam menjadi karkas. Contohnya adalah alat pemingsan, alat tersebut digunakan untuk memingsankan ayam pada saat akan disembelih. Tujuannya untuk mengurangi stres dan untuk mengurangi terjadinya patah pada sayap saat penyembelihan sehingga karkas yang dihasilkan memiliki kualitas yang lebih baik.

2.2Hazard Analyze Critical Control Point (HACCP)
Hazard Analyze Critical Control Point (HACCP) adalah  titik kritis yang dapat mempengaruhi kualitas suatu produk. HACCP pada RPA meliputi bangunan, ruangan, dan peralatan yang digunakan.HACCP umunya dilakukan pada RPA modern saja, dan hanya sedikit saja RPA tradisional yang menerapkan HACCP. Hal tersbut dikarenakan kurangnya kesadaran pemilik atau pengelola RPA tradisional.

2.3 Analisa Usaha
     Analisa usaha adalah suatu kegiatan menilai dari suatu usaha melalui data-data dari usaha tersebut dan sesuatu yang menunjang usaha tersebut. Analisa usaha dilakukan biasanya untuk mengetahui biaya-biaya yang ada dalam suatu usaha misalnya : modal, keuntungan, dll.
BAB III PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

3.1 Pembahasan
•    Data RPA
Pemilik        :  Bapak Sugeng
Alamat        :  Gebang
Kapasitas        : 500 ekor/hari (1 ton)
Pemasaran        : Wilayah gebang
Jumlah karyawan    : 4 orang


•    Analisis data
    investasi
        - tanah dan bangunan            : Rp 65.000.000
        - mesin pencabut bulu            : Rp   1.750.000

        Rp 66.750.000
    Biaya produksi
     - ayam Rp 14500/kg x 2 (1 ekor 2kg) x
       500 ekor/hari                     : Rp 14.500.000
     - upah tenaga kerja @ Rp 50.000 x 4        : Rp      200.000
     - transport                     : Rp        60.000
     - gas elpiji 1 tabung/hari              : Rp        15.000
     - air dan listrik/hari                 : Rp          5.000
         Rp 14.780.000   
    Penerimaan
     - karkas Rp 21.500/kg x 500            Rp 16.125.000
     - jeroan @ 1.500 x 500            Rp      750.000
     - ceker dan kepala Rp 10.000/kg        Rp   1.250.000
     - usus Rp 15.000 x 60 kg (dari 50 karkas)    Rp      900.000
       Rp 19.025.100      

    Keuntungan = penerimaan – biaya produksi
              = Rp 19.025.100 – Rp 14.780.000
              = Rp 4.245.100

•    HACCP pada RPA milik bapak sugeng
    Peralatan
-    Peralatan tidak dirawat
-    Peralatan masih minim
    Gedung/ruangan
-    Semua ruangan menjadi satu(tidak ada dirty dan clean area)
-    Dinding kotor dan jarang dibersihkan serta banyak sarang laba-laba
-    Ventilasi pada ruangan sangat minim dan kurang memadai
-    Lantai ruangan masih berupa tanah
    Instalasi
-    banyal kabel listrik yang tidak ditata

3.2 Kesimpulan
Dari kegiatan pengumpulan data yang dilakukan di RPA tradisional milik bapak Sugeng, dapat kami simpulkan bahwa penerapan HACCP di RPA tradisional masih kurang  dan dari analisa usaha dapat disimpulkan bahwa usaha tersebut sangat menguntungkan.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar