Senin, 01 Juli 2013
TERATE
Sejatosipun manungso niku tansah gayuh wohing pakartine dewe dwe,,
Kang sopo bibiti becik, wibowone tumeko.
kang sopo bibiti olo, wahyuning sirno.
Becik ketitik,, OLo ketoro.
Guno lan topo, kalah marang sabar lan narimo.
Wong kendel tanpo piandel bakale buntel.
Surodiro joyodiningrat lebur dening pangastuti.
Ojo rumongso biso,, wongkang rumongso biso mono sejatine bodo. andap Asor Jejere wong Ngerti.
Pada hakikatnya,, benar dan salah di nilai dari # sudut pandang,,
yang pertama adalah benar menurut diri sendiri,, benar menurut orang lain, dan benar menurut Allah Swt.
Gusti kang akaaryo jagat..
Persaudaraan Setia Hati Terate
Rayon :Bukur
Ranting : Patianrowo
Cab : Nganjuk
2008
USAHA BETENAK BROILER
Usaha Berternak Ayam Broiler
satu lagi Usaha yang sangat menjanjikan di dunia peternakan yaitu usaha ayam broiler. sapa yang tidak suka daging ayam setiap hari ada saja permintaan akan daging ayam, selain enak harganya juga terjangkau dibandingkan dengan harga daging lainnya.
Dalam menjalankan usaha ini yang perlu diperhatikan adalah pengontrolan pakan yang digunakan jangan samapi terbuang percuma karena biaya produksi terbesar dalam usaha ini adalah biaya pakan. dalam hal penjualan gak perlu takut gak laku pasti habis terjual beserta dengan kotoranya. he.he :)
berikut saya berikan analisa sederhana dari usaha ini:
1. Modal Awal
• Kandang ayam 1 Unit kapasitas 1000 ekor Rp 5.000.000
• Perlatan Kandang Rp 1.000.000
• jumlah Rp 10.000.000
2. Pengeluaran Per Bulan
• pakan Rp 10.000.000
• DOC 1000 ekor Rp 4.000.000
• gaji pegawai Rp 1.000.000
• penyusutan kandang Rp 100.000
• obat-obatan Rp 600.000
• jumlah Rp 15.700.000
3. Pendapatan
• penjualan ayam 990 ekor dengan berat 1 Kg x 18.000 = Rp 17.820.000
• penjualan kotoran Rp 200.000
• Rp 18.020.000
4. Laba Bersih perbulan
= Rp 18.020.000 - Rp 15.700.000
= Rp 2.320.000
satu lagi Usaha yang sangat menjanjikan di dunia peternakan yaitu usaha ayam broiler. sapa yang tidak suka daging ayam setiap hari ada saja permintaan akan daging ayam, selain enak harganya juga terjangkau dibandingkan dengan harga daging lainnya.
Dalam menjalankan usaha ini yang perlu diperhatikan adalah pengontrolan pakan yang digunakan jangan samapi terbuang percuma karena biaya produksi terbesar dalam usaha ini adalah biaya pakan. dalam hal penjualan gak perlu takut gak laku pasti habis terjual beserta dengan kotoranya. he.he :)
berikut saya berikan analisa sederhana dari usaha ini:
1. Modal Awal
• Kandang ayam 1 Unit kapasitas 1000 ekor Rp 5.000.000
• Perlatan Kandang Rp 1.000.000
• jumlah Rp 10.000.000
2. Pengeluaran Per Bulan
• pakan Rp 10.000.000
• DOC 1000 ekor Rp 4.000.000
• gaji pegawai Rp 1.000.000
• penyusutan kandang Rp 100.000
• obat-obatan Rp 600.000
• jumlah Rp 15.700.000
3. Pendapatan
• penjualan ayam 990 ekor dengan berat 1 Kg x 18.000 = Rp 17.820.000
• penjualan kotoran Rp 200.000
• Rp 18.020.000
4. Laba Bersih perbulan
= Rp 18.020.000 - Rp 15.700.000
= Rp 2.320.000
PROPOSAL PENERAPAN ANALISA USAHA
PENERAPAN HACCP DAN ANALISA USAHA PADA RPA TRADISIONAL
PROPOSAL
Oleh : Kelompok 4
Dhany eko
Verdy Hari
Vektor kiki
JURUSAN PETERNAKAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2013
BAB I PEBDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Seiring dengan perkembangan zaman, kesadaran untuk mengkonsumsi daging semakin berkembang dimasyarakat, khususnya di indonesia. Hal tersebut berdampak besar pada usaha peternakan khususnya usaha peternakan ayam karena konsumsi daging masih didominasi oleh daging unggas khususnya ayam. Mulai dari peternakan ayam yang berskala besar sampai dengan yang berskala kecil berjamuran dimana-mana.
Semakin banyaknya peternakan tentunya berdampak pula pada usaha Rumah Potong Ayam (RPA). Hal tersebut didukung dengan adanya usaha swasembada daging 2010 yang ASUH (Aman, Sehat, Utuh, dan Halal) dan sebagian peternakan berskala besar yang tidak memiliki RPA sendiri. Usaha RPA memiliki beberapa beberapa tipe, ada RPA yang hanya menawarkan jasa untuk memotong dan ada juga RPA yang membeli ayam dari peternak dan memprosesnya hingga menjadi karkas dan menjualnya.
RPA sendiri ada yang berskala besar/ modern dan ada juga yang berskala kecil/tradisional.RPA yang berskala besar dapat berproduksi/menghasilkan karkas >50 ton dalam sekali produksi, sedangkan yang berskala kecil/tradisional dapat menghasilkan 1-2 dalam sekali produksi.
1.2 Tujuan
Tujuan dari kegiatan dan pembuatan proposal ini adalah untuk mengetahui penerapan HACCP dan analisa usaha dari RPA tradisional khususnya diwilayah jember.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Rumah Potong Ayam (RPA)
Rumah Potong Ayam (RPA) adalah suatu tempat/bangunan dimana didalamnya terdapat kegiatan memproses ayam hidup menjadi karkas. Kegiatan kegiatan tersebut meliputi : penyembelihan, pencelupan kedalam air panas, pencabutan bulu, pemisahan/penghilangan bagian(kepala sampai leher, tembolok, jeroan, dan ceker), pencucian, dan pengemasan untuk dipasarkan.
RPA modern umumnya memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan RPA tradisional. Umumnya RPA modern memiliki produk karkas yang lebih baik daripada RPA tradisional. Hal tersebut dikarenakan RPA modern menggunakan alat yang lebih modern dalam memproses ayam menjadi karkas. Contohnya adalah alat pemingsan, alat tersebut digunakan untuk memingsankan ayam pada saat akan disembelih. Tujuannya untuk mengurangi stres dan untuk mengurangi terjadinya patah pada sayap saat penyembelihan sehingga karkas yang dihasilkan memiliki kualitas yang lebih baik.
2.2Hazard Analyze Critical Control Point (HACCP)
Hazard Analyze Critical Control Point (HACCP) adalah titik kritis yang dapat mempengaruhi kualitas suatu produk. HACCP pada RPA meliputi bangunan, ruangan, dan peralatan yang digunakan.HACCP umunya dilakukan pada RPA modern saja, dan hanya sedikit saja RPA tradisional yang menerapkan HACCP. Hal tersbut dikarenakan kurangnya kesadaran pemilik atau pengelola RPA tradisional.
2.3 Analisa Usaha
Analisa usaha adalah suatu kegiatan menilai dari suatu usaha melalui data-data dari usaha tersebut dan sesuatu yang menunjang usaha tersebut. Analisa usaha dilakukan biasanya untuk mengetahui biaya-biaya yang ada dalam suatu usaha misalnya : modal, keuntungan, dll.
BAB III PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
3.1 Pembahasan
• Data RPA
Pemilik : Bapak Sugeng
Alamat : Gebang
Kapasitas : 500 ekor/hari (1 ton)
Pemasaran : Wilayah gebang
Jumlah karyawan : 4 orang
• Analisis data
investasi
- tanah dan bangunan : Rp 65.000.000
- mesin pencabut bulu : Rp 1.750.000
Rp 66.750.000
Biaya produksi
- ayam Rp 14500/kg x 2 (1 ekor 2kg) x
500 ekor/hari : Rp 14.500.000
- upah tenaga kerja @ Rp 50.000 x 4 : Rp 200.000
- transport : Rp 60.000
- gas elpiji 1 tabung/hari : Rp 15.000
- air dan listrik/hari : Rp 5.000
Rp 14.780.000
Penerimaan
- karkas Rp 21.500/kg x 500 Rp 16.125.000
- jeroan @ 1.500 x 500 Rp 750.000
- ceker dan kepala Rp 10.000/kg Rp 1.250.000
- usus Rp 15.000 x 60 kg (dari 50 karkas) Rp 900.000
Rp 19.025.100
Keuntungan = penerimaan – biaya produksi
= Rp 19.025.100 – Rp 14.780.000
= Rp 4.245.100
• HACCP pada RPA milik bapak sugeng
Peralatan
- Peralatan tidak dirawat
- Peralatan masih minim
Gedung/ruangan
- Semua ruangan menjadi satu(tidak ada dirty dan clean area)
- Dinding kotor dan jarang dibersihkan serta banyak sarang laba-laba
- Ventilasi pada ruangan sangat minim dan kurang memadai
- Lantai ruangan masih berupa tanah
Instalasi
- banyal kabel listrik yang tidak ditata
3.2 Kesimpulan
Dari kegiatan pengumpulan data yang dilakukan di RPA tradisional milik bapak Sugeng, dapat kami simpulkan bahwa penerapan HACCP di RPA tradisional masih kurang dan dari analisa usaha dapat disimpulkan bahwa usaha tersebut sangat menguntungkan.
PROPOSAL
Oleh : Kelompok 4
Dhany eko
Verdy Hari
Vektor kiki
JURUSAN PETERNAKAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2013
BAB I PEBDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Seiring dengan perkembangan zaman, kesadaran untuk mengkonsumsi daging semakin berkembang dimasyarakat, khususnya di indonesia. Hal tersebut berdampak besar pada usaha peternakan khususnya usaha peternakan ayam karena konsumsi daging masih didominasi oleh daging unggas khususnya ayam. Mulai dari peternakan ayam yang berskala besar sampai dengan yang berskala kecil berjamuran dimana-mana.
Semakin banyaknya peternakan tentunya berdampak pula pada usaha Rumah Potong Ayam (RPA). Hal tersebut didukung dengan adanya usaha swasembada daging 2010 yang ASUH (Aman, Sehat, Utuh, dan Halal) dan sebagian peternakan berskala besar yang tidak memiliki RPA sendiri. Usaha RPA memiliki beberapa beberapa tipe, ada RPA yang hanya menawarkan jasa untuk memotong dan ada juga RPA yang membeli ayam dari peternak dan memprosesnya hingga menjadi karkas dan menjualnya.
RPA sendiri ada yang berskala besar/ modern dan ada juga yang berskala kecil/tradisional.RPA yang berskala besar dapat berproduksi/menghasilkan karkas >50 ton dalam sekali produksi, sedangkan yang berskala kecil/tradisional dapat menghasilkan 1-2 dalam sekali produksi.
1.2 Tujuan
Tujuan dari kegiatan dan pembuatan proposal ini adalah untuk mengetahui penerapan HACCP dan analisa usaha dari RPA tradisional khususnya diwilayah jember.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Rumah Potong Ayam (RPA)
Rumah Potong Ayam (RPA) adalah suatu tempat/bangunan dimana didalamnya terdapat kegiatan memproses ayam hidup menjadi karkas. Kegiatan kegiatan tersebut meliputi : penyembelihan, pencelupan kedalam air panas, pencabutan bulu, pemisahan/penghilangan bagian(kepala sampai leher, tembolok, jeroan, dan ceker), pencucian, dan pengemasan untuk dipasarkan.
RPA modern umumnya memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan RPA tradisional. Umumnya RPA modern memiliki produk karkas yang lebih baik daripada RPA tradisional. Hal tersebut dikarenakan RPA modern menggunakan alat yang lebih modern dalam memproses ayam menjadi karkas. Contohnya adalah alat pemingsan, alat tersebut digunakan untuk memingsankan ayam pada saat akan disembelih. Tujuannya untuk mengurangi stres dan untuk mengurangi terjadinya patah pada sayap saat penyembelihan sehingga karkas yang dihasilkan memiliki kualitas yang lebih baik.
2.2Hazard Analyze Critical Control Point (HACCP)
Hazard Analyze Critical Control Point (HACCP) adalah titik kritis yang dapat mempengaruhi kualitas suatu produk. HACCP pada RPA meliputi bangunan, ruangan, dan peralatan yang digunakan.HACCP umunya dilakukan pada RPA modern saja, dan hanya sedikit saja RPA tradisional yang menerapkan HACCP. Hal tersbut dikarenakan kurangnya kesadaran pemilik atau pengelola RPA tradisional.
2.3 Analisa Usaha
Analisa usaha adalah suatu kegiatan menilai dari suatu usaha melalui data-data dari usaha tersebut dan sesuatu yang menunjang usaha tersebut. Analisa usaha dilakukan biasanya untuk mengetahui biaya-biaya yang ada dalam suatu usaha misalnya : modal, keuntungan, dll.
BAB III PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
3.1 Pembahasan
• Data RPA
Pemilik : Bapak Sugeng
Alamat : Gebang
Kapasitas : 500 ekor/hari (1 ton)
Pemasaran : Wilayah gebang
Jumlah karyawan : 4 orang
• Analisis data
investasi
- tanah dan bangunan : Rp 65.000.000
- mesin pencabut bulu : Rp 1.750.000
Rp 66.750.000
Biaya produksi
- ayam Rp 14500/kg x 2 (1 ekor 2kg) x
500 ekor/hari : Rp 14.500.000
- upah tenaga kerja @ Rp 50.000 x 4 : Rp 200.000
- transport : Rp 60.000
- gas elpiji 1 tabung/hari : Rp 15.000
- air dan listrik/hari : Rp 5.000
Rp 14.780.000
Penerimaan
- karkas Rp 21.500/kg x 500 Rp 16.125.000
- jeroan @ 1.500 x 500 Rp 750.000
- ceker dan kepala Rp 10.000/kg Rp 1.250.000
- usus Rp 15.000 x 60 kg (dari 50 karkas) Rp 900.000
Rp 19.025.100
Keuntungan = penerimaan – biaya produksi
= Rp 19.025.100 – Rp 14.780.000
= Rp 4.245.100
• HACCP pada RPA milik bapak sugeng
Peralatan
- Peralatan tidak dirawat
- Peralatan masih minim
Gedung/ruangan
- Semua ruangan menjadi satu(tidak ada dirty dan clean area)
- Dinding kotor dan jarang dibersihkan serta banyak sarang laba-laba
- Ventilasi pada ruangan sangat minim dan kurang memadai
- Lantai ruangan masih berupa tanah
Instalasi
- banyal kabel listrik yang tidak ditata
3.2 Kesimpulan
Dari kegiatan pengumpulan data yang dilakukan di RPA tradisional milik bapak Sugeng, dapat kami simpulkan bahwa penerapan HACCP di RPA tradisional masih kurang dan dari analisa usaha dapat disimpulkan bahwa usaha tersebut sangat menguntungkan.
MENYUSUN PROTEIN
Metode Penyusunan Pakan dengan Pedoman Protein
100 kg Komposisi pakan komposisi petelur masa produksi
Bahan Pakan Protein Lemak Serat Energi Metabolis
Jagung
Bekatul
Tepung Ikan
Tepung Tulang
Tepung Premik
Bungkil Kedelai
9
10.2
53.9
12
-
41.7 3.8
7.9
4.2
3
-
3.5 2.5
8.2
1.0
2.0
-
6.5 3430
1630
2640
-
-
2240
Standar Nutrisi
Pakan petelur masa produksi
Protein pakan 16.5%
Energi Metabolis 3.000 Kcal/Kg
Serat Kasar Maks 5 %
Lemak 3 %
PERHITUNGAN
Dengan cara coba-coba ditentukan penggunaan bahan jagung 40 kg, tepung ikan 10 kg, tepung tulang 2 kg dan 0,5 kg premik sebagai feed supplement
40
10
2
0.5 Kg jagung
Kg tepung ikan
Kg Tepung tulang
Kg premik 40 x 9/100%
10 x 53.9/100%
2 x 12/100 % 3.6 % 4,05
5.39 %
0.24 %
0 %
52.5 kg 9.23 %
Untuk Komposisi pakan 100 kg , baru tersedia 52,5, kg dengan protein pakan 9.23%, jadi masih kurang 47.5 kg pakan (100- 52.5 kg) dengan protein 7.27 (16-9.23) , jadi kekurangan dalam prosen protein yang harus dipenuhi untuk pakan = 7.27/47.5 x 100 % = 15.3%
Bahan baku bungkil kedelai dan bekatul yang akan digunakan untuk melengkapi kekurangan penyusunan pakan 100 kg
7.32
Protein bungkil kedelai 41.7 5.1 %
15.3%
Protein bekatul 10.2 26.4 %
31.5 %
Kekurangan bahan baku untuk penyusunan pakan adalah 47.5 kg terdiri dari bungkil kedele dan bekatul
Jadi bungkil kedele 5.1/31.5 x 47.5 kg = 7.7 kg
Bekatul 26.4/31.5 x 47.5 kg = 39.8 kg
Dengan hasil perhitungan di atas maka komposisi pakan ternak ayam petelur terdiri atas :
40 kg jagung dengan protein = 3.6 %
10 kg tepung ikan dengan prtein = 5,39 %
2 kg tepung tulang dengan prtein = 0.24 %
0.5 kg premik = 0 %
7.7 kg bungkil kedelai denga n protein = 3.22%
39.8 kg bekatul dengan protein = 4.06 %
Komposis1 100 kg dengan protein = 16.51%
KOMPOSISI PAKAN ITIK FASE PRODUKSI
Protein pakan 15- 17 %
Energi Metabolis 2.900 K kal/kg
Serat Kasar 6 %
Lemak 4 %
Dengan cara coba-coba kita tentukan penggunaan jagung 50 kg , tepung ikan 10 kg , tepung tulang 2 kg dan 0,5 kg premik
50
10
2
0.5 Kg jagung
Kg tepung ikan
Kg Tepung tulang
Kg premik 50 x 9/100%
10 x 53.9/100%
2 x 12/100 % 4.5 %
5.39 %
0.24 %
0 %
52.5 kg 10.13 %
Untuk jumlah penyusunan pakan 100 kg baru diperoleh 62.5 kg dengan protein pakan 10.13 % , jadi masih kurang 37.5 kg dengan protein 6.87
Jadi kekurangan dalam presen protein yang akan dipergunakan untuk melengkapi kekurangan penyusunan pakan 100 kg
Perhitungan 6.87/37.5 x 100 % = 18.32 %
Bahan baku yang akan dipergunakan untuk melengkapi kekurangan adalah bahan baku kedele dan bekatul
Protein Bungkil kedele 41.7 8.12
18.32
Protein bekatul 10.2 23.38
31.50
Kekurangan bahan baku untuk penyusunan pakan adalah 37.5 kg terdiri dari bungkil kedele dan bekatul
Jadi untuk Bungkil kedele = 8.12/31.5 x 37.5 kg = 9.6 kg
Untuk bekatul 23/31.5 x 37.5 kg = 27.9 kg
Dengan demikian protein bungkil kedelai 9.6 kg BK = 4%
Protein bekatul 27.9% kg = 2.84
Sehingga proein total bahan = 16.97 %
Soal Midterm Semester Ganjil 2008/2009
Diketahui Tersedia Bahan Pakan dengan kandungan Nutrisi sbb:
Bahan Pakan Protein % Lemak % Serat % Energi Metabolis Kkal/kg
Jagung
Bekatul
Tepung Ikan
Tepung Tulang
Tepung Premik
Bungkil Kedelai
9
10.2
53.9
12
-
41.7 3.8
7.9
4.2
3
-
3.5 2.5
8.2
1.0
2.0
-
6.5 3430
1630
2640
-
-
2240
Kebutuhan Gizi Untuk Ayam sbb:
Pakan petelur masa produksi
Protein pakan 17%
Energi Metabolis 3.000 Kcal/Kg
Serat Kasar Maks 5 %
Lemak 3 %
PERHITUNGAN
Ditentukan penggunaan bahan jagung 4 5 kg, tepung ikan 10 kg, tepung tulang 2 kg dan 0,5 kg premik sebagai feed supplement dengan kandungan protein bahan pakan sbb
45
10
2
0.5 Kg jagung
Kg tepung ikan
Kg Tepung tulang
Kg premik
57.5 kg
Berapa prosen kandungan protein kekurangan komposisi untuk melengkapi pakan tersebut sehingga sesuai dengan standart yang dibutuhkan untuk Bahan baku bungkil kedelai dan bekatul yang akan digunakan untuk melengkapi kekurangan
100 kg Komposisi pakan komposisi petelur masa produksi
Bahan Pakan Protein Lemak Serat Energi Metabolis
Jagung
Bekatul
Tepung Ikan
Tepung Tulang
Tepung Premik
Bungkil Kedelai
9
10.2
53.9
12
-
41.7 3.8
7.9
4.2
3
-
3.5 2.5
8.2
1.0
2.0
-
6.5 3430
1630
2640
-
-
2240
Standar Nutrisi
Pakan petelur masa produksi
Protein pakan 16.5%
Energi Metabolis 3.000 Kcal/Kg
Serat Kasar Maks 5 %
Lemak 3 %
PERHITUNGAN
Dengan cara coba-coba ditentukan penggunaan bahan jagung 40 kg, tepung ikan 10 kg, tepung tulang 2 kg dan 0,5 kg premik sebagai feed supplement
40
10
2
0.5 Kg jagung
Kg tepung ikan
Kg Tepung tulang
Kg premik 40 x 9/100%
10 x 53.9/100%
2 x 12/100 % 3.6 % 4,05
5.39 %
0.24 %
0 %
52.5 kg 9.23 %
Untuk Komposisi pakan 100 kg , baru tersedia 52,5, kg dengan protein pakan 9.23%, jadi masih kurang 47.5 kg pakan (100- 52.5 kg) dengan protein 7.27 (16-9.23) , jadi kekurangan dalam prosen protein yang harus dipenuhi untuk pakan = 7.27/47.5 x 100 % = 15.3%
Bahan baku bungkil kedelai dan bekatul yang akan digunakan untuk melengkapi kekurangan penyusunan pakan 100 kg
7.32
Protein bungkil kedelai 41.7 5.1 %
15.3%
Protein bekatul 10.2 26.4 %
31.5 %
Kekurangan bahan baku untuk penyusunan pakan adalah 47.5 kg terdiri dari bungkil kedele dan bekatul
Jadi bungkil kedele 5.1/31.5 x 47.5 kg = 7.7 kg
Bekatul 26.4/31.5 x 47.5 kg = 39.8 kg
Dengan hasil perhitungan di atas maka komposisi pakan ternak ayam petelur terdiri atas :
40 kg jagung dengan protein = 3.6 %
10 kg tepung ikan dengan prtein = 5,39 %
2 kg tepung tulang dengan prtein = 0.24 %
0.5 kg premik = 0 %
7.7 kg bungkil kedelai denga n protein = 3.22%
39.8 kg bekatul dengan protein = 4.06 %
Komposis1 100 kg dengan protein = 16.51%
KOMPOSISI PAKAN ITIK FASE PRODUKSI
Protein pakan 15- 17 %
Energi Metabolis 2.900 K kal/kg
Serat Kasar 6 %
Lemak 4 %
Dengan cara coba-coba kita tentukan penggunaan jagung 50 kg , tepung ikan 10 kg , tepung tulang 2 kg dan 0,5 kg premik
50
10
2
0.5 Kg jagung
Kg tepung ikan
Kg Tepung tulang
Kg premik 50 x 9/100%
10 x 53.9/100%
2 x 12/100 % 4.5 %
5.39 %
0.24 %
0 %
52.5 kg 10.13 %
Untuk jumlah penyusunan pakan 100 kg baru diperoleh 62.5 kg dengan protein pakan 10.13 % , jadi masih kurang 37.5 kg dengan protein 6.87
Jadi kekurangan dalam presen protein yang akan dipergunakan untuk melengkapi kekurangan penyusunan pakan 100 kg
Perhitungan 6.87/37.5 x 100 % = 18.32 %
Bahan baku yang akan dipergunakan untuk melengkapi kekurangan adalah bahan baku kedele dan bekatul
Protein Bungkil kedele 41.7 8.12
18.32
Protein bekatul 10.2 23.38
31.50
Kekurangan bahan baku untuk penyusunan pakan adalah 37.5 kg terdiri dari bungkil kedele dan bekatul
Jadi untuk Bungkil kedele = 8.12/31.5 x 37.5 kg = 9.6 kg
Untuk bekatul 23/31.5 x 37.5 kg = 27.9 kg
Dengan demikian protein bungkil kedelai 9.6 kg BK = 4%
Protein bekatul 27.9% kg = 2.84
Sehingga proein total bahan = 16.97 %
Soal Midterm Semester Ganjil 2008/2009
Diketahui Tersedia Bahan Pakan dengan kandungan Nutrisi sbb:
Bahan Pakan Protein % Lemak % Serat % Energi Metabolis Kkal/kg
Jagung
Bekatul
Tepung Ikan
Tepung Tulang
Tepung Premik
Bungkil Kedelai
9
10.2
53.9
12
-
41.7 3.8
7.9
4.2
3
-
3.5 2.5
8.2
1.0
2.0
-
6.5 3430
1630
2640
-
-
2240
Kebutuhan Gizi Untuk Ayam sbb:
Pakan petelur masa produksi
Protein pakan 17%
Energi Metabolis 3.000 Kcal/Kg
Serat Kasar Maks 5 %
Lemak 3 %
PERHITUNGAN
Ditentukan penggunaan bahan jagung 4 5 kg, tepung ikan 10 kg, tepung tulang 2 kg dan 0,5 kg premik sebagai feed supplement dengan kandungan protein bahan pakan sbb
45
10
2
0.5 Kg jagung
Kg tepung ikan
Kg Tepung tulang
Kg premik
57.5 kg
Berapa prosen kandungan protein kekurangan komposisi untuk melengkapi pakan tersebut sehingga sesuai dengan standart yang dibutuhkan untuk Bahan baku bungkil kedelai dan bekatul yang akan digunakan untuk melengkapi kekurangan
KAMBING
Kambing
1. Interaksi dengan ternak bias mngetahui keadaan ternak
• Peletabilitas = makanan dari sebuah ternak
• Empati = rasa kasih sayang ke ternak
Kambing PE yang bagus cirri”nya telinga panjang kemudian ada lipatan di telinga tersebut
Hidung mancung
Rambut di kaki lebat
Ada beberapa penyakit yang di derita kambing atau yang sering masuk di kambing
1. Scabies :
gatal gatal di kulit penyakit ini biasanya menyerang di bagian telinga dulu, penyebab penyakit scabies adalah tungau.
Penyakit scabies ini menyerangnya seperti kepiting dia masuk ke dalam, yang ada di luar adalah bentuk kotoran tungau tersebut.
Obat : dengan cara tradisinal denagn cara belerang di tumbuk halus kemudian dikasi minyak gunanya minyak adalah sebagai perekat saja bias menggunakan minyak goring atau oli, penyembuhan dengan cara tradisional tidak cukup 1 x saja 3-5 kali , cara menggunakan belerang ini dengan kapas, oleskan kapas di belerang dengan secukupnya kemudian masukkan ke lubang yang yang di masuki oleh tungau tersebut
jika sudah sembuh kapas tersebut akan lepas” sendiri
jika tidak sembuh maka menggunakan injeksi obatnya adalah infomex.
2. Mata merah :
penyakit ini menyerang pada pergantian musim karena angin yang kencang maka akan terjadi infeksi di mata biasanya (iritasi), penyakit ini menyerang pada awalnya mata merah lama kelamaan jika tidak ditangani mata akan menjadi putih tidak kelihatan pupil tersebut karna tertutup oleh penyakit tersebut.
Pengobatan dengan cara : tetes mata/ saleb mata , saleb mata lebih efektif karena kandungan dari saleb terdapat anti biotic jadi lebih efektif
Nb jika penyakit ini menyerang maka secepatnya diobati agar kambing tidak mencapai kebutaan kemudian yang perlu di ketahui walupun penyakit ini tidak diobati maka akan sembuh sembuh sendiri.
3. Cacingan :
cacingan sering menyerang pada ternak ruminansia karena makanan yang di makan adalah rumput, jadi pada ternak ruminansia untuk pengobatan penyakit ini harus atau di wajibkan. Untuk pengobatan dilakukan 6 bulan sekali obatnya adalah ferm,o berbentuk kapsul padat
4. Miasis :
yang dikenal orang adalah (seten), penyebabnya adalah ternak setelah melahirkan dan diare, penyakit ini menyerang di paha bagian yang telah melahirkan ,Cara pengobatan : dengan cara tradisional dengan menggunakan mbakau
5. Diare :
diare yang kita ketahui ada 2 macam , di sebabkan oleh pakan dan penyakit.
Perbedaan jika diare yang disebabkan oleh pakan tidak bau, jika disebabkan oleh penyakit baunya anyir, amis baunya tidak enak.
Jika disebabkan oleh pakan karena pakan yang diambil adalah pakan yang baru m=ngambil dikasihkan langsung, penanggulangan , pakan yang baru ngambil di tiriskan dulu atau di angin-anginkan dahulu kemudian baru dikasihkan ke ternak, atau pakan yang baru ngambil tersebut dicampur dengan pakan yang sudah kering .
Jika dari penyakit : penanggulangan dengan cara di injeksi dengan obat golongan sulfa, atau dengan obat metronikdasol jika masih kecil kambingnya di kasi 1, jika sudah besar dikasi 2.
6. Kembung :
kembung ada 2 macam yaitu blood dan timpani.
timpani : antara makanan dan udara pisah
Blood : antara makan dan udara menyatu udara berada di selah selah makanan , blood cenderung lebih susah pengobatannya pengobatannya adalah dengan obat anti blood
Ada 2 jenis PE kaligersing : ciri”nya adalah telinga melipat dan panjang
PE semboro : telinga panjang tapi telinga membuka tidak melipat
Untuk pakan pokook adalah berupa legume, kemudian ada konsentrat yang diambil dari tepung ikan dedak ampas tahu dan ketumpi.
1. Interaksi dengan ternak bias mngetahui keadaan ternak
• Peletabilitas = makanan dari sebuah ternak
• Empati = rasa kasih sayang ke ternak
Kambing PE yang bagus cirri”nya telinga panjang kemudian ada lipatan di telinga tersebut
Hidung mancung
Rambut di kaki lebat
Ada beberapa penyakit yang di derita kambing atau yang sering masuk di kambing
1. Scabies :
gatal gatal di kulit penyakit ini biasanya menyerang di bagian telinga dulu, penyebab penyakit scabies adalah tungau.
Penyakit scabies ini menyerangnya seperti kepiting dia masuk ke dalam, yang ada di luar adalah bentuk kotoran tungau tersebut.
Obat : dengan cara tradisinal denagn cara belerang di tumbuk halus kemudian dikasi minyak gunanya minyak adalah sebagai perekat saja bias menggunakan minyak goring atau oli, penyembuhan dengan cara tradisional tidak cukup 1 x saja 3-5 kali , cara menggunakan belerang ini dengan kapas, oleskan kapas di belerang dengan secukupnya kemudian masukkan ke lubang yang yang di masuki oleh tungau tersebut
jika sudah sembuh kapas tersebut akan lepas” sendiri
jika tidak sembuh maka menggunakan injeksi obatnya adalah infomex.
2. Mata merah :
penyakit ini menyerang pada pergantian musim karena angin yang kencang maka akan terjadi infeksi di mata biasanya (iritasi), penyakit ini menyerang pada awalnya mata merah lama kelamaan jika tidak ditangani mata akan menjadi putih tidak kelihatan pupil tersebut karna tertutup oleh penyakit tersebut.
Pengobatan dengan cara : tetes mata/ saleb mata , saleb mata lebih efektif karena kandungan dari saleb terdapat anti biotic jadi lebih efektif
Nb jika penyakit ini menyerang maka secepatnya diobati agar kambing tidak mencapai kebutaan kemudian yang perlu di ketahui walupun penyakit ini tidak diobati maka akan sembuh sembuh sendiri.
3. Cacingan :
cacingan sering menyerang pada ternak ruminansia karena makanan yang di makan adalah rumput, jadi pada ternak ruminansia untuk pengobatan penyakit ini harus atau di wajibkan. Untuk pengobatan dilakukan 6 bulan sekali obatnya adalah ferm,o berbentuk kapsul padat
4. Miasis :
yang dikenal orang adalah (seten), penyebabnya adalah ternak setelah melahirkan dan diare, penyakit ini menyerang di paha bagian yang telah melahirkan ,Cara pengobatan : dengan cara tradisional dengan menggunakan mbakau
5. Diare :
diare yang kita ketahui ada 2 macam , di sebabkan oleh pakan dan penyakit.
Perbedaan jika diare yang disebabkan oleh pakan tidak bau, jika disebabkan oleh penyakit baunya anyir, amis baunya tidak enak.
Jika disebabkan oleh pakan karena pakan yang diambil adalah pakan yang baru m=ngambil dikasihkan langsung, penanggulangan , pakan yang baru ngambil di tiriskan dulu atau di angin-anginkan dahulu kemudian baru dikasihkan ke ternak, atau pakan yang baru ngambil tersebut dicampur dengan pakan yang sudah kering .
Jika dari penyakit : penanggulangan dengan cara di injeksi dengan obat golongan sulfa, atau dengan obat metronikdasol jika masih kecil kambingnya di kasi 1, jika sudah besar dikasi 2.
6. Kembung :
kembung ada 2 macam yaitu blood dan timpani.
timpani : antara makanan dan udara pisah
Blood : antara makan dan udara menyatu udara berada di selah selah makanan , blood cenderung lebih susah pengobatannya pengobatannya adalah dengan obat anti blood
Ada 2 jenis PE kaligersing : ciri”nya adalah telinga melipat dan panjang
PE semboro : telinga panjang tapi telinga membuka tidak melipat
Untuk pakan pokook adalah berupa legume, kemudian ada konsentrat yang diambil dari tepung ikan dedak ampas tahu dan ketumpi.
Langganan:
Postingan (Atom)